Jumat, 30 Desember 2016

Tragedi Saat Liburan

Tragedi Saat Liburan


Aku dan keluargaku saat itu sedang dalam perjalanan pulang ke rumah. Ceritanya nih, udah selesai liburan. Dan sepanjang perjalanan aku mengalami kejadian-kejadian yang 'menegangkan'. Jadi saat itu, aku dan seisi mobil sedang asik menikmati pemandangan disepanjang perjalanan. 


Saat kami sedang menikmati keheningan masing-masing, mamaku memulai pembicaraan kembali. "Lihat, itu sapinya", ujar mamaku pelan. Kami semua mengikuti arah pandangan mamaku, ikut melihat para kawanan sapi tersebut. "Ngapain sih, sapinya bergerombol gitu?", tanya mamaku sinis. Sepertinya sapi-sapi yang agung itu berhasil membuat mamaku iri. Mungkin mereka lebih kompak dari rombongan arisan mamaku. Atau mereka tampak lebih menawan/?
"Udahlah, mah! Sama sapi aja kok iri!", ujar papaku heran. Aku pun tertawa kecil. "Ya enggak, aku kan cuma tanya", jawab mamaku kesal, sambil masih melihat sapi-sapi tersebut. Kali ini dilihat dari kaca spion mobil. "Ya suka-suka sapi lah mah! Kok mama ngurusin hidup sapi?", tanya papaku. "Kok papa malah belain sapi-sapi itu sih?!", jawab mamaku jengkel. "Gak usah urusin hidup sapi!", ujar papaku tegas, dengan wajah berwibawa. Tampaknya papaku benar-benar menjunjung tinggi hak asasi ke-sapi an. Salut. 
"Ya aku tanya aja kok!", ujar mamaku lagi. Beberapa saat kemudian...
"AWAS SAPI!", teriak mamaku. Dengan sigap dan setengah terlonjak oleh teriakan mamaku, papaku menghindari kawanan sapi yang sedang menyebrang jalanan dengan sembarangan. Dengan lincahnya papaku menghentak-hentakkan stir mobil ke kanan dan ke kiri agar tak tertabrak oleh mereka.

"PAH! KANAN! KANAN SAPINYA!"
"DIKIRI SAPINYA PAH!"
"PAH AWAS ITU SAPINYA DEKAT!"
"MINGGIR PAH MINGGIR!"
"NOO! SAPINYA MENDEKAT!"
"KANAN LIHAT PAH!"
"PAH KIRI JAGA JUGA!"
"KANAN!"
"KIRI"
"KANAN!"
"KIRI ITU PAH!"
"PAH KANAN!"

"PAAHHHH AWAS DI DEPAAAAAANNNNN!!!!!!!", teriakku kencang!

BRAAAAKKKK!

Oke...
Tenang, tenang...

Aku melihat ke sekitar. SYUKURLAH, KAMI MASIH SELAMAT. Tampaknya kami berhasil melewati jebakan maut tadi. Dan mamaku berhasil menjaga keselamatan para sapi. Dan keselamatan kita juga pastinya.

Sedang dalam masa untuk menenangkan diri, kembali lagi aku mendengar suara adikku.
"SAKTI! WANITA ITU BENAR-BENAR SAKTI!", teriak adikku tiba-tiba. Sontak, kami semua melihat ke arah yang dimaksud olehnya. "Subhanallah!", ucap mamaku. "Durian tak mampu melukainya", ujar papaku. "Bagaimana bisa dia memangku erat durian itu?", tanyaku ikut terkejut. "Itu karena ibu itu berisi! Jadi dagingnya kebal menahan duri-duri yang menancap", jawab adikku santai. Aku terheran-heran. "Mah, jadi pingin bawa pulang durian juga", ujar papaku. "Durian disini kan terkenal lezat dan kualitasnya lebih enak daripada durian di kota kita", sambungnya. Mamaku memangut-mangut. "Iya, benar juga ya, pah. Terus nanti mau ditaruh dimana duriannya? Bagasi kita udah penuh dengan barang bawaan. Tuh lihat! Raihan aja yang duduk dipaling belakang tempat duduknya pas-pas an", tanya mamaku panjang lebar. "Pelajari dari apa yang sudah dilihat", sahut adik kecilku. 

GLEK! Papa dan mama menatapku. "Jadi, yang paling berisi yang bisa tahan", ujar mamaku pelan. Gila! "Kakak yang pangku ya duriannya", lanjut papaku. "GAK! GAAKKKK", teriakku tidak terima, Secara tidak langsung aku dikatain... Gendut. "Kakak udah diet kok!", "Berat kakak udah turun!", lanjutku mengajukan pembelaan. Hening. "KAKAK! KAKAK!", sorak adik-adikku. "KAKAK! KAKAK!", ikut papaku. "GILAAAAA... GAK MAUUUU!!!! KENAPA GAK MAMA AJA?", ujarku ketakutan. "Loh, untuk apa mama punya anak kalau begitu?" balas mamaku stay cool. Aku tidak bisa membiarkan ini terjadi! Aku tidak tahan lagi! "TIDAAAAKKKK TIDAK AKAN KUBIARKAAAAN!"



TITTTTTT!



. . . .

Aku belum tewas. Aku masih hidup.

Semua itu kejadian nyata...
Saat ini aku terbaring sakit dirumah...



Dan kejadian-kejadian nyata itu... 

Pada kenyataannya juga, mamaku memang benar-benar mengomentari rombongan sapi tersebut dan papaku sempat bertemu dengan para rombongan sapi ditengah jalan. Akan tetapi, papaku hanya menghindar ke kanan sedangkan rombongan sapi tersebut terlewati begitu saja. Tidak ada aksi yang menegangkan daripada itu. 

Dan untuk terakhir kalinya, pada kenyataannya, memang aku dan keluargaku melihat sosok tangguh seorang ibu yang kala itu memangku beberapa durian dengan menumpangi sebuah motor. Akan tetapi papa dan mamaku sama sekali tidak menyuruhku untuk membawanya. Kami memang membawa durian. Namun kami membawa 'isi' durian, tidak dengan kulitnya lagi dan sudah dimasukkan ke dalam tupperware.

Perihal aku sakit, saat itu aku benar-benar sedang sakit. Sesampainya dirumah, aku segera terbaring diatas tempat tidur dan beristirahat.

Semua kecelakaan yang terkira semata-mata hanya imajinasiku dan ku harap itu tidak terjadi. Jangan mengganggu penumpang lain, bercanda berlebihan, membuat kegaduhan dan bertengkar didalam mobil ya guys! Hal-hal tersebut dapat memicu terjadinya kecelakaan. Terutama buat teman-teman yang sedang liburan juga nih, bareng keluarga. Atau yang sedang edisi pulang kampung. Semoga temaan-teman senantiasa dilindungi dan diberikan keselamatan dalam liburan tahun baru ini. Selamat berlibur! :)


Note :
Semua ini hanya fiktif belaka. Jangan ditiru! :3


Ini benar-benar cerita yang enggak jelas -3-



2 komentar


EmoticonEmoticon