Selasa, 13 Desember 2016

Mewujudkan Keinginanku

Mewujudkan Keinginanku



"Renaaaaaaaa!!", teriak seorang anak laki-laki dari kejauhan. Merasa terpanggil, gadis yang bernama Rena itu pun menolehkan kepalanya ke belakang, tepatnya ke arah sumber suara. "Loh, ada apa Mau?", tanya gadis tersebut. "Bisakah aku main ke rumahmu nanti siang? Ada banyak hal yang ingin aku diskusikan denganmu", ajak anak yang memanggilnya tadi. "Oh begitu. Tentu saja boleh! Ayuk kita pulang bareng", terima gadis kecil itu.

-Sepanjang perjalanan pulang.....
"Oh ya, Ren. Kamu ada rencana apa buat liburan nanti?", tanya Maulana, si anak laki-laki yang memanggil tadi. "Hmm.. Apa yaa? Aku juga belum tau nihhh.. Kalau kamu?", tanya Rena balik. "Aku? Aku.. Hmm.. Banyak yang ingin aku lakukan. Sangaaat banyak!", ujar Maulana sambil membayangkan sesuatu. Senyum Rena merekah. "Waaaah.. Keinginan seperti apa?", tanya Rena kembali. "Aku ingin menulis banyak hal untuk blogku. Aku juga ingin membuat rencana yang lain", jawab Maulana. Rena pun bertanya kembali,"Untuk apa?". "Untuk apa? Aku tidak ingin menganggur di waktu libur. Aku ingin melakukan sesuatu yang keren", ujar Maulana. Rena mengangguk-angguk. "Baiklah, kita berpisah disini. Sampai jumpa nanti siang dirumahku!", pamit Rena. 

_________________________________________________________________

Ting Ting! Handphone Rena berbunyi. Dengan segera Rena mengambil handphonenya untuk melihat pemberitahuan yang baru saja masuk. 'Ren, aku berangkat kerumahmu ya!'. Begitu isi pesan yang tertera dari Maulana. 'Okeee!', balas Rena.
________________________________________________________________________

"Hai Maulana! Ayuk masuk, silahkan duduk", sapa Rena. Maulana pun memasuki ruang tamu  dan segera duduk. "Jadi, kamu mau bahas apa?", tanya Rena to the point. Sedangkan Maulana, sedang sibuk mengeluarkan laptop dari tasnya serta menyalakannya, lalu tampak ia sedang mengutak-atik isi laptopnya. 

Maulana menyodorkan laptopnya dihadapan Rena. "Kenapa?", tanya Rena bingung. "Sekarang, aku minta kamu nulisin hal-hal, hobi dan bakat yang kamu sukai dan kamu inginkan disana", ujar Maulana sembari tangannya menunjuk ke layar laptop. "Waduh.. Apa ya? Aku tidak bisa mengingatnya sekarang", ujar Rena. "Tuliskan apa saja", jawab Maulana singkat. Akhirnya, Renapun tampak memikirkan sesuatu dan mencoba menulis beberapa hal yang diminta ke dalam laptop Maulana. 

"Aku sudah!", ujar Rena. Maulana mendekatkan wajahnya ke layar laptop. "Hanya ini saja?", tanya Maulana. Rena membalasnya dengan anggukan. "Lalu sekarang, bagaimana denganmu?", tanya Rena balik. Maulana tampak terkejut dan kebingungan. "Banyak.. Banyak hal yang sebenarnya ingin aku lakukan. Akan tetapi, aku kebingungan, apa yang harus aku lakukan", ujar Maulana. Matanya tampak sendu, berusaha mencari-cari hal yang bisa menerangi rasa bingungnya yang sedang dalam suasana redup. "Loh, bukankah kamu bilang sendiri tadi, bahwa kamu ingin melakukan hal yang keren pada liburan ini? Kenapa kamu tidak mencoba melakukan sesuatu?", tanya Rena. "Aku sudah melakukannya. Semalam aku menulis untuk postingan blogku sebanyak 10 halaman", jawab Maulana pelan. Rena terdiam sesaat, lalu kemudian jemari Rena mulai mengetik huruf demi huruf pada tombol keyboard laptop. 

Rena memperlihatkan isi layar laptop tersebut dihadapan Maulana. "Aku sudah menulis beberapa kesukaan dan bakatmu. Benar tidak?", tanya Rena memastikan. "Membaca, menulis, mengedit video, bermain game.. Hmm, benar juga sih", ujar Maulana membacakan isi tulisan Rena satu per satu. "Nah, sekarang, apa yang ingin kamu lakukan diantara daftar ini?", tanya Rena kembali. Raut wajah Maulana tampak semakin bingung. "Aku ingin melakukan sesuatu dari semua itu, namun aku tidak tahu apa yang harus aku lakukan", ujar Maulana.  "Kalau begitu, lakukan sesuatu", saran Rena. "Tentu. Akan tetapi, terlalu banyak keinginan dalam diriku untuk melakukan seusatu yang keren dan bermanfaat. Aku serasa ingin melakukan semuanya", jelas Maulana panjang lebar. "Kamu tidak bisa melakukan semuanya sekaligus, Mau. Kamu harus melakukannya satu-satu. Jika tidak, hasilnya akan setengah-setengah dan kamu akan rugi besar telah membuang waktu untuk hasil yang tidak sempurna", jelas Rena. "Iya, aku tau Ren. Aku hanya tidak tahu apa yang ingin aku lakukan dengan semua itu. Aku benar-benar iri padamu dan teman-teman yang lain yang sudah membuat suatu hal yang tampak keren dan bermanfaat. Sedangkan aku? Aku hanya bisa memikirkannya terus-menerus tanpa tahu apa yang akan aku lakukan dengan segala keinginanku tersebut", jelas Maulana kembali.

"Bukankah kau sudah menuliskan sesuatu untuk postingan blogmu?", tanya Rena. Maulana mengangguk pelan. "Lalu, kenapa tidak segera kamu posting saja pada blogmu?", tanya Rena kembali. "Itu belum selesai dan aku bingung bagaimana aku akan memuatnya dari bentuk 10 halaman itu", jawab Maulana. "Kamu bisa melakukannya satu per satu. Ingat Maulana. Jangan begitu memikirkan apa yang akan orang bicarakan apabila kamu mengepostnya. Maksudku, jangan begitu memikirkan dari sudut pandang orang lain. Sudut pandang orang lain itu berbeda dan bisa saja berubah dengan adanya perasaaan. Apakah mereka termotivasi maupun terhibur dengan isi postinganmu. Tidaklah kamu harus membuat sesuatu itu agar tampak 'keren' dimata orang lain", saran Rena panjang lebar. Maulana mengernyitkan dahiya. "Akan tetapi, yang akan membaca postinganku itu kan orang lain, tentu saja aku akan memikirkan bagiamana sudut pandang mereka melihat apa yang aku perbuat", jawab Maulama sedikit membantah. "Memang benar, kamu tetap harus memikirkan bagaimana orang menanggapinya. Tapi bagiku, itu bukan hal  yang harus diutamakan. Yang perlu kamu lakukan sekarang adalah lakukan apa yang kamu inginkan dengan yang terbaik bagimu, bukan bagi orang lain. Tentu saja, kalau kamu sudah berpendirian teguh untuk melakukan hal yang terbaik bagi dirimu dengan mencintai keinginanmu, kamu butuh usaha. Pernah dengar tidak, pepatah yang mengatakan bahwa 'Kerja Keras Tidak akan Pernah Mengecewakan Hasil'? Meskipun ini sekedar mengisi waktu, mengembangkan bakat dan memanfaatkan hobi, kamu butuh kerja keras. Kerja keras bukan berrarti dalam hal kamu harus melakukan sesuatu yang berat, ya. Artinya, yang kamu perlukan adalah kesungguhan dan kepercayaan diri untuk melakukan itu. Nah, sekarang, biarkan dirimu berpikir,. Tenangkan pikiranmu. Pikirkan dengan Apa, sih yang akan kamu lakukan dengan naskah postingan blog ini? Bagaimana aku akan melakukannya? ", jelas Rena"Bagaimana jika aku menemukan titik buntu?", tanya Maulana. "Berpikir secara anak-anak", jawab Rena. Maulana terkejut. "Maksudmu apa?", tanyanya lagi. Rena tertawa kecil. "Maksudku bukan berpikir kekanakan, akan tetapi berpikir secara anak-anak. Saat kita masih anak-anak, inspirasi bahkan datang dari dalam diri kita sendiri. Bukankah kamu sudah membuat banyak hal dimasa kecil? Kita bahkan tidak perlu jauh-jauh mencari inspirasi. Diri kita pada masa itu hanya mengandalkan diri sendiri dan kesukaan kita terhadap apa yang sedang kita lakukan. Maka ide itu akan datang sendiri nantinya. Bisa tidak?", tanya Rena. Maulana mengangguk pelan. "But, kalau hasilnya tidak begitu memuaskan.. Tidak jelek, hanya saja kurang memuaskan orang yang aku perlihatkan, bagaimana?", tanya Maulana balik. Rena tersenyum kecil. "Tentu saja itu tidak apa-apa! Yang kamu perlukan disini adalah mengutarakan semua keinginanmu dalam bentuk apapun yang kamu sukai, bukan yang orang lain inginkan, oke? Ini kan, kamu lakukan atas dasar permintaan dan keinginan dirimu sendiri. Jadi tidak masalah bagi orang lain hasilnya seperti apa. Bagi orang lain, usahamu lah yang dihargai. Banyak kok, yang belum bisa menjadi sepertimu dan berharap bisa memiliki keinginan sebesar dirimu. Jangan begitu memfokuskan dirimu untuk terburu-buru menjadi keren. Butuh tahapan. Dan kamu tidak perlu mengawali tahap-tahap itu dari yang buruk. Mulailah dari yang biasa, itu tidak masalah. Apa kamu tidak enak dilihat oleh orang yang lebih hebat dari kamu? Hmm.. Apabila kamu merasa seperti itu, sebaiknya hilangkan. Tetaplah percaya diri. Tentu saja, mereka tidak akan meledekmu. Seperti yang aku katakan sebelumnya, lakukan dengan sebaik mungkin namun semampumu. Maka orang-orang yang melihatmu juga akan menghargai apa yang kamu perbuat. Mereka bahkan tidak memiliki ide secemerlang kamu, mengapa kamu harus merasa 'tidak keren'? Sangat baik apabila kamu bisa memulainya sekarang. Karena, dengan lebih cepat lebih baik. Untuk selanjutnya kamu dapat mengambil ilmu dari orang yang lebih hebat dari kamu. Nah, disitulah kamu bisa mencoba memperbaiki satu per satu kesalahanmu. tidak perlu menyesali, namun terima dengan senang. Kamu tidak akan bisa memperbaiki apapun jika kamu bahkan belum mencoba. Kamu hanya akan 'ingin' memulai hal yang baru dengan sempurna, namun pada akhirnya ada saja hal yang membuatmu belum cukup untuk sempurna", jelas Rena kembali. "Waaah, iya, benar juga, sih. Lalu, apa yang sebaiknya aku lakukan sekarang?", tanya Maulana. "Lakukanlah, lakukan apa yang kamu mau. Sekarang , kamu bisa ngeposting naskah yang sudah kamu kerjakan. Lakukan sebaik yang kamu mampu",jawab Rena.

"Oh iya, kamu juga bisa kok, membuat sebuah iklan mobil-mobil keren yang kamu mainkan dalam balapan. Pamerkanlah mobil-mobil karyamu itu dalam sebuah video satu persatu dan jelaskanlah. Sisipkan lagu yang kamu sukai. Dan cobalah mendapatkan reaksi teman-temanmu. Jangan takut dianggap anak-anak, karena kamu sedang berkreasi dan menciptakan sesuatu yang menarik, tak hanya keren saja. Itu lebih membantu kamu untuk menarik banyak orang. Apalagi, dengan kemampuan mengeditmu yang hebat!", ujar Rena. Maulana mengangguk-angguk,. Wajahnya mulai berseri-seri. "Lakukanlah apa yang bisa kamu lakukan. Jangan biarkan keinginanmu menumpuk. Itu hanya akan lenyap dengan sia-sia, atau tersimpan dengan sia-sia. Ubahlah keinginan itu menjadi suatu ide. Carilah inspirasi dengan membaca, menonton dan bahkan bisa kamu dapatkan dari teman-temanmu. Kalau sudah menjadi ide, untuk apa kamu simpan? Segera kamu keluarkan selagi itu masih hangat. Kalau tidak, pada ujung-ujungnya saat kamu mencoba mengemukakan ide itu kembali, akan buntu/tergantung tak tau arah. Dan ingat, jangan buru-buru. Cukup tulis kenginan serta ide-idemu. Lalu kembangkanlah satu per satu. Karena aku temanmu, kamu bisa minta bantu padaku kok. Ayo, lepaskanlah pikiranmu. Pikiranmu terlalu padaat dengan banyaknya keinginan untuk mrnjadi ini itu. Kamu keluarkan keinginan tersebut. Pilih satu untuk pertama kali. Lalu kembangkanlah. Begitu pula seterusnya. Maka, dalam liburan yang akan terasa singkat nantinya, tak terasa kamu sudah menyelesaikan semua keinginanmu dengan sebaik yang kamu bisa. Percayalah, kamu akan merasa puas dan bangga dengan apa yang sudah kamu kerjakan semaksimal yang kamu inginkan,meski bukan semaksimal yang orang lain harapkan. Love your self terlebih dahulu", ujar Rena. "Asikkk. Berarti, bisa kan kita mulai kerja sama?", ajak Maulana. Rena tersenyum lebar. "Tentu! Siap bos, ada yang bisa saya bantu?", ujar Rena cekikikan. Maulana pun geli dengan sikap Rena dan akhirnya mereka berdua tertawa bersama-sama. Duh, punya teman dengan bisa memotivasi satu sama lain itu, menyenangkan ya! He..he..he...  





TAMAT




Btw, cerita ini kupersembahkan buat teman dekatku yang sedang kebingungan arah. Wkwkw, semoga saja bisa membantu! 
Bahkan kamu sudah hebat bisa memiliki berbagai keinginan tersebut. Kenapa tidak mencoba untuk menjadi lebih hebat dengan mewujudkannya? :)




EmoticonEmoticon