Sabtu, 15 Oktober 2016

Permen Kapas

Permen Kapas


PART 1

Author : Luthfiah Zahra Larosa
Cast : - Shaila Margaret
           -Roy
           -Pramesta Rendy
           -Gilang Ardian
           -Key Yudha
           -Oji
           -Nabila Keisha
           -Widya Ayunda



_______________________________________________________________


Shaila berjalan-jalan menikmati udara sejuk di pagi hari. Hmm, sudah jam 7, batinnya. Shaila mengehentikan jalan-jalannya dan segera kembali ke rumahnya. 


#Shaila

Gue udah siap untuk sekolah. Waktunya berangkat sekolah. Gue ngambil duit yang udah disedakan sama nyokap diatas meja. "Mau naik bus lagi?". Gue noleh ke belakang. Oalah nyokap gue ternyata. "Iya ma."
"Gak mau diantar nih?", tanya nyokap.
Gue gelengin kepala. Mama senyum ke gue. "Terus gak salam juga? Mau langsung pergi?". Ups! Gue ngehampirin nyokap & nyalamin beliau. "Pergi dulu, ma."

Gue bergegas menuju halte bus. Oh ya, kenalin nama gue Shaila Margaret. Gue sekolah di sekolah negeri biasa.Gue baru pindah dari Australi saat akhir semester dua disekolah gue sekarang  Jadinya, kurang lebih 4 bulan gue sekolah disini dan akhirnya naik kelas. Gue lebih suka naik bus untuk ke sekolah dibanding diantar sama supirnya bokap & nyokap gue. Gue anak tunggal, jomblo lagi. Eitss, bukan berarti gua jelek. Gue cuma.. Gak ngerti sama percintaan remaja atau semacamnya. Bodo amat ah.

Sebuah bus berhenti di depan gue. Gua naik ke bus dan buspun melaju hingga gue sampai ke sekolah gue.

#Author

Shaila turun dari bus dan berlari memasuki kawasan sekolah.  
"Hey cewek gembel!", panggil salah seorang siswi. Shaila tidak menolehkan pandangannya pada siswi tersebut. "Gak merasa ya tuh cewek..", sahut siswi yang lain. Merekapun tertawa cekikikan. Merasa terganggu, Shaila beranjak dari tempat tersebut sambil membawa bukunya. 

KRINGGG!
Bel sekolah berbunyi. Shaila berkeliling sekolah, mencari kelas barunya. Awal tahun untuk kenaikan kelas, sekolahnya melakukan sistem pertukaran kelas. Artinya, setiap siswa dan siswi dari masing-masing kelas akan ditukar dengan siswa dan siswi yang ada dikelas lain. Oleh karena itu, Shaila tidak terbiasa dengan lingkungan barunya, sehingga sulit baginya untuk menemukan kelasnya dengan cepat.

#Roy

Kenalin, nama gue Roy. Iya Roy aja. Gue sekolah di SMA Negeri 1. Gue cuma punya satu saudara, yaitu abang gue. Bokap-nyokap gue dua-duanya pengusaha terkenal. Gue sebagai anak bungsu selalu di manjain sama bokap-nyokap. Gua sebal sih. Udah SMA masih dikawal? Cih, memalukan.Untungnya, permintaan gue cenderung selalu dikabulin sama bokap-nyokap. Jadi gue senang-senang aja deh.

Gue masuk ke kawasan sekolah, cewek-cewek sekolah gue langsung ngerumunin gue. Haaah gue emang terlalu tampan dan populer, haha. "Oy Roy!", teriak temen gue dari kejauhan. Oh, kenalin juga temen gue yang barusan manggil. Namanya Gilang. Gue ngehampirin Gilang. Ditempat ini udah ada temen-temen geng gue yang lain. "Yo Roy," sapa yang lain. "Bentar lagi bel, buruan ke kelas yuk," ajak Rendy. Nah si Rendy ini termasuk murid di kelompok gue yang paling rajin. Gue gak tau otaknya terbuat dari apa, cerdas banget orangnya. "Yuk deh masuk kelas", ajak gue. Dan akhirnya kami membubarkan diri dan memasuki kelas masing-masing.

Baru aja gue mau masuk ke kelas, tiba-tiba nyembul kepala seorang cewe dan..  DUGG! "Aduh..", ujar cewe di depan gue. Cewe itu mendongakkan kepalanya, ngelihat gue. "Badan lo terbuat dari batu hah? Mengeras tuh badan", ujar cewe itu. What? "Apaan lo? Kok jadi nyalahin gue?", balas gue. Astaga, cewek itu langsung pelototin matanya ke gue. "Jelas salah lo! Harusnya gue keluar dulu baru lo masuk suapaya gak ketabrak!", ujarnya kembali. "Suka-suka gue dong. Lagian lo siapa sih?", ujar gue kesal. Gue alihin pandangan gue ke label nama cewe itu. "Shaila Margare..", "Oh jadi lo yang namanya Roy!", teriak cewek itu, motong gue yang lagi ngomong. 
"Kenapa? Lo suka sama gue?", tanya gue. Cewe itu masih diam. "Jangan-jangan lo fans gue?", tanya gue lagi. "Lo yang terkenal itu ya? Yang sok karena keluarga lo kaya banget yah?", ujar cewe itu. Apa-apaan ini?!. "Maksud lo apa-apaan hah?". Huft bisa-bisanya ada cewe disekolah ini yang gak terpesona sama  gue. "Hellow~  I'm your hater," ujarnya lagi. BAHHH... "Lo nantang gue?", tanya gue. "Gak tuh, gue cuma gak mau liat wajah lo aja. Sayang banget kita sekelas", jawabnya. "Minggir lo, jangan ganggu pandangan gue", ujarnya padaku. Gue bergeser dari depan pintu. Cewek itu langsung melenggang pergi keluar kelas. Eh? Apa ini?! Kenapa gue nurutin perintah cewe itu?

Arghhhh benar-benar memalukan! Gue harap selama dikelas gak akan ada sesuatu yang mengharuskan gue berhubungan dengannya. Ah sudahlah! Gue langsung masuk ke kelas, sebelum guru gue yang bakal masuk duluan,


#Shaila

BRRRRR! Berpapasan dengan cowo tadi membuat gue merinding. Gue gak suka murid-murid yang 'Gaul' atau semacamnya. Menurut gue itu terkesan 'alay'. Rambut di cat, kemana-kemana berkelompok, disana-sini dipuja. Gak kelihatan kayak murid sekolah lagi dih! Yahh, meskipun kelihatannya dia pintar, sih sekelas sama gue di kelas unggul. Tunggu.. Kenapa gue jadi ngoceh soal cowo itu? Lupakan lupakan!

Gue buru-buru masuk ke ruang guru, buat ngambil buku absen kelas guru gue. Setelah gue dapat, gue langsung balik menuju ke kelas dan.. BUKK! Gua nabrak orang lagi di pintu. Gue ngelus-ngelus kepala gue. Untung aja gue gak nabrak orang yang berbadan batu semacam Roy. Eh, lupakan tentang dia. 

"Lo gapapa?", tanya orang yang nabrak gue tadi. Gue cepat-cepat berdiri. "Gak lah, sorry gue gak sengaja", ujar gue. Cowok yang gue tabrak senyum ke gue. Astaga! Senyumnya... Apa yaa.. Senyumnya bagus.. Eh maksud gue senyumnya keren.. Ya begitu deh...

"Halo?". Cowok itu ngibas-ngibasin tangannya di depan wajah gue. Ya tuhan gue habis bengong. "Ah permisi kalau gitu", ujar gue malu dan langsung melenggang pergi dari tempat tadi. Dengan buru-buru, gue lari menuju kelas. 

Saat gue memasuki kelas, guru gue udah tiba duluan di kelas. Gua mengucapkan salam. "Siapa namamu?", tanya guru itu sama gue. "Shaila Margaretta", jawabku. "Kamu dapat sanksi 10 poin karena telat masuk kelas", ujarnya. Gue terbelalak. Kaget. "Tapi saya telat karena absen..", "Absen apa?", potong beliau. Gue ngasih absen yang gue bawa. "Siapa yang menyuruhmu?", tanyanya padaku. Apa?! Jelas-jelas beliau yang tadi nyuruh gue buat ngambilin absen untuknya. Gue masih inget wajahnya. "Ibu yang menyuruhk..", "Tidak ada", potongnya lagi. Seketika gue denger suara murid-murid dikelas ini sedang ngetawain gue.. "Mau apa lagi? Duduk sana", perintahnya. Gue berjalan menuju bangku gue yang terletak di barisan kedua dari depan, dekat jendela. Aihh ... Hari ini gue benar-benar sial!

#Author

Akhirnya Shaila bisa menjalankan proses pembelajaran dengan baik. Meskipun terkadang dirinya mengingat kejadian buruk yang menimpanya di awal masuk kelas.

Sementara itu, dilain sisi.. Seorang guru berdiri di depan kelasnya sambil celingak-celinguk sedang menunggu siswa yang dimintai tolong olehnya untuk mengambil absen........




-bersambung












EmoticonEmoticon